Jumat, 09 Juli 2010

Strategi Syetan

Strategi pertama, mereka berusaha keras mengeluarkan manusia dari cahaya Allah dan ikatan nilai-nilai keimanan. “Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [QS. Al-Baqarah (2): 257].

Strategi kedua, mereka melakukan tazyiin. Tazyiin adalah memandang bagus kemaksiatan. Mereka menampakkan kemasiatan sebagai ketaatan, melakukan kemungkaran adalah hak asasi, dan meyakini kemaksiatan sebagai jalan untuk dekat dan perenungan atas karunia Allah.
Tazyiin adalah fenomena kekinian yang kita saksikan sehari-hari. Syubhan dijadikan diamalkan dengan dilengkapi berbagai dalil yang menyesatkan yang seakan-akan logis. Syahwat diumbar dengan tameng ini hak asasi setiap manusia yang tidak bisa diatur oleh negara. Memakai fasilitas dan uang negara untuk kepentingan pribadi boleh, asal dibuatkan aturan yang membuat masyarakat tidak bisa menggugat.

“Dan kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang indah apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” [QS. Fushshilat (41): 25].


Strategi ketiga adalah Taswis. Taswis adalah membisikan kejahatan dan membangun keraguan dalam hati manusia. Tentara-tentara setan selalu membangun isu, pikiran-pikiran, dan slogan-slogan yang bertujuan membuat manusia ragu dengan kebenaran Islam. Manusia tidak yakin bahwa masa depan mereka ada dalam naungan Islam. Sementara ajaran-ajaran Liberalisme telah memberi begitu banyak kebebasan syahwati dan bendawi tanpa ikatan moral.
“…dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” [QS. An-Naas (114): 4-6].

Bagaimana mengenali tentara setan dan ciri-cirinya.

Pertama, mereka selalu lupa dari mengingat Allah (ghaflah). “Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah tentara setan. Ketahuilah, sesungguhnya tentara setan itulah golongan yang merugi.” [QS. Al-Mujadilah (58): 19]

Tentara setan dari golongan manusia bisa siapa saja, dengan status apa pun, dan strata sosial mana pun. Mereka lupa dengan Allah. Karena lupa, mereka dengan mudah melakukan banyak pelanggaran. Bayangkan jika orang-orang ini adalah para pemimpin masyarakat, pemegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan. Tentu derajat kerusakan yang diperbuatnya demikian luas.

Kedua, mengikuti hawa nafsu. Tentang hal ini Allah swt. mengungkapnya di surat Maryam (19) ayat 59. “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”

Ketiga, mereka menjauhi Al-Qur’an. Mereka memilih kesesatan sebagai jalan hidupnya. “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya; tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya.” [QS. Al-A'raf (7): 146].

Keempat, mereka dikuasi oleh setan. “Setan telah mengusai mereka lalu menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah; mereka itulah tentara setan. Ketahuilah, sesungguhnya tentara setan itu golongan yang merugi.” [QS. Al-Mujadilah (59): 19].

Kelima, mereka loyal kepada musuh-musuh Allah. “Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [QS. Al-Baqarah (2): 257].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih semoga kritik dan sarannya