Sabtu, 10 Juli 2010

Hati yang mati tertundanya doa

Mereka berkata; “Kami sudah cukup lama berdo’a, tapi do’a itu tidak terkabul juga.”
Mendengar penuturan mereka, Ibrahim Bin Adham berkata;
“Hati kalian telah mati karena 10 perbuatan:
(1) Kalian meyakini Allah SWT, tapi kalian tidak menunaikan hak-hak-Nya,
(2) Kalian membaca Kitab Allah, namun kalian tidak meng-amalkannya,
(3) Kalian mengaku memusuhi iblis, namun kalian meng-ikuti jejaknya,
(4) Kalian mengaku mencintai Rasul, namun kalian me-ninggalkan atsar dan Sunnahnya,
(5) Kalian mengaku mencintai surga, namun kalian tidak beramal untuk surga,
(6) Kalian mengaku takut neraka, namun kalian tidak berhenti dari dosa,
(7) Kalian mengaku bahwa maut pasti tiba, namun kalian tidak mempersiapkan diri,
(8) Kalian sibuk membicarakan cela orang lain, namun kalian melupakan cela diri sendiri,
(9) Kalian menikmati rizqi Allah, namun kalian tidak mensyukurinya,
(10) Kalian mengubur orang mati, namun kalian tidak mengambil pelajaran darinya.”

Sesungguhnya tiada yang akan sia-sia dalam berdo’a dan ibadah. Hanya Allah SWT. dalam mengabulkan doa, menurut imam Nawawi dalam riyadlus shalihin bisa dengan jalan:

Pertama, Allah mengabulkan do’anya secara langsung begitu selesai dia sampaikan sesuai dengan permohonannya.

Kedua, ditunda sampai Allah menghendaki untuk mengabulkannya pada saat dia sangat membutuhkan, misalnya ketika tertimpa bahaya yang tidak disangka-sangka.

Ketiga, ditangguhkan sampai datang Hari Kiamat sebagai catatan amalnya yang dapat menyelamatkannya dari api neraka serta meringankan mizan kejelekannya.

oleh sebab itu Do’a yang kita panjatkan jangan sampai menjadi sia-sia, ibarat mengambil air dengan tangan terbuka untuk menghilangkan dahaga. Sebelum sampai ke mulutnya tiada air yang tersisa, maka dahaga-pun mustahil sirna.

Menurut Al-Qurthuby; "perumpamaan Allah pada ayat ini, karena biasanya orang arab mengumpamakan orang yang melakukan sesuatu dengan cara yang mustahil mendapatkan hasilnya ialah seperti orang yang memegang air dengan tangannya".

dan agar terkabulnya doa, maka hendaklah kita menyembuhkan penyakit hati kita terlebih dahulu agar, kesucian hati mengantarkan manusia kepada terijabahnya doa.

2 komentar:

  1. Nomor dua..memang betul membaca Kitab Allah, namun tidak meng-amalkannya. bagaimana dapat mengamalkannya kalo hanya membaca saja tanpa memahami arti dan kandungannya.

    BalasHapus
  2. tapi kalau belum bisa mengamalkan seluruh ayat dalam al-quran...sebagai motivasi hidup mah amalkan saja yang diketahui..

    BalasHapus

Terima kasih semoga kritik dan sarannya