Jumat, 09 Juli 2010

Bolehkah beramal untuk yang telah meninggal

Pendapat Pertama:
Adalah sudah menjadi polemik yang cukup panjang dan alot antara para ulama dan fuqaha, persoalan beramal untuk orang yang sudah meninggal dunia serta sampai atau tidaknya pahala baginya. Sebagian berpendapat boleh dan pahalanya akan sampai dan diterima oleh yang telah meninggal dunia. Namun, sebagian yang lain menolak. Mereka mengatakan bahwa perbuatan itu adalah suatu kesia-siaan belaka. Mereka beralasan dengan surat an-Najm [53]: 39
"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya".

Alasan yang lain adalah hadits Rasulullah saw.:
Artinya: “Apabila anak Adam telah meninggal dunia, maka putuslah semua amal perbuatannya keculai tiga perkara; yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang selalu mendo’akannya”.

Inilah diantara dalil yang menjadi pegangan yang tidak membenarkan adanya amal atau perbuatan baik bagi orang yang telah meninggal dunia. Sebab, ketika seorang telah mati, maka semua amalnya terputus. Sehingga, tidak ada peluang bagi orang lain untuk mempersembahkan bagian pahala kepadanya. Alasan yang lain adalah, bahwa jika saja semua orang yang hidup bisa memberikan pahala kepada orang yang telah meniggal dunia, tentulah dengan mudah dosa-dosa mereka menjadi berkurang, ringan atau bahkan habis karena dihapus kebaikan orang lain yang beramal untuk dirinya.

Pendapat Kedua:
Mungkin kita perlu melihat dalil-dalil lain yang juga berbicara tentang persoalan yang sama. Di antaranya surat Al-Hasyar [59]: 10
"dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini mengisyaratkan, bahwa hubungan antara orang mukmin yang hidup dengan yang sudah meninggal tidak terputus.
Oleh karena itulah, dalam surat Muhammad [47]:19, Allah swt juga memerintahkan Rasul-Nya untuk memintakan ampun bagi segenap orang beriman, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup bersama beliau.
"Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal".

Begitu juga bahwa nabi Nuh as. dan Ibrahim as. diperintah oleh Allah untuk berdo’a kepada-Nya. Seperti yang terdapat dalam surat Ibrahim [14]: 41
"Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Begitu juga dalam surat Nuh [71]: 28
"Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".

Meminta ampun terhadap dosa dan kesalahan, apakah untuk untuk diri sendiri atau orang lain, tentu saja tidak hanya dalam bentuk ucapan istighfâr atau ungkapan do’a. Namun, permintaan ampun ada beberapa bentuk yang salah satunya adalah mengiringinya dengan amal shaleh atau kebaikan. Dengan demikian, beramal atau berbuat kebaikan untuk orang yang telah meninggal dunia adalah salah satu bentuk permintaan ampun (istighfâr) bagi orang yang telah meninggal. Sehingga, tidaklah salah kiranya jika orang yang masih hidup beramal untuk yang sudah meninggal dan pahalanya akan sampai. Sebab, kebaikan yang dilakukan orang lain untuk dirinya adalah hasil dan buah dari usahanya sendiri ketika masih hidup.
Dengan demikian, tidak ada salahnya jika orang yang masih hidup beramal untuk orang yang telah meninggal dunia.

Begitu juga hadits Rasulullah saw yang diterima dari ‘Aisyah ra.
"Artinya: Dari ‘Aisyah ra. Bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. sesungguhnya ibu saya telah meningggal secara mendadak, dan saya yakin jika dia bisa berbicara pastilah dia akan bersedekah, apakah ibu saya mendapat bagian pahala seandainya saya bersedaqah untuk ibu saya? Rasulullah saw. menjawab: Ya, ada pahala untuk ibumu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih semoga kritik dan sarannya