Sabtu, 11 September 2010

Kegagalan Latihan Ramadhan

Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini beberapa tanda gagalnya Ramadhan :
1. Kurang melakukan persiapan di bulan Syaban.
2. Gampang mengulur shalat fardhu.
3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
4. Kikir dan rakus pada harta benda.
5. Malas membaca Al-Qur?an.
6. Mudah mengumbar amarah.
7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
8. Memutuskan tali silaturrahim.
9. Menyia-nyiakan waktu.
10. Labil dalam menjalani hidup.
11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.
12. Khianat terhadap amanah.
13. Rendah motivasi hidup berjama?ah.
14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.
15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.
16. Tidak mencintai kaum dhuafa.
17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.
18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.
19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Dan masjid pun kembali sepi
Betapa kita baru menyadari ada sesuatu yang sangat berharga setelah segalanya berlalu meninggalkan kita. Hingga kita merasa kehilangan bahkan menyesali karena kesempatan itu tak kita manfaatkan secara maksimal saat masih di depan mata dan dirasakan kehadirannya. Giatnya kita beribadah dan berlomba menabung amal shalih saat Ramadhan menjadi bukti bahwa Ramadhan adalah magnet yang bisa menyatukan kita. Bersama dan bersatu dalam nikmatnya Ramadhan yang terasa di mana-mana. Masjid berjubel dipenuhi jamaah yang ingin meraih pahala shalat tarawih bersama, atau menikmati ayat demi ayat dari al-Quran yang dibacanya di masjid di sepanjang waktu. Hampir setiap hari, terutama di awal-awal Ramadhan. Alhamdulillah.
Kini, Ramadhan sudah meninggalkan kita. Kegembiraan menyambut Idul Fitri di gerbang Syawal, sejenak melupakan padat-padatnya beribadah saat Ramadhan. Nikmatnya Ramadhan, tergantikan dengan bahagianya menyambut hari kemenangan. Sehingga, ada di antara kita yang kemudian lupa, bahwa sebenarnya ia tengah meninggalkan bulan yang nikmatnya sepanjang hari sepanjang malam, yang berkah, rahmat dan ampunan dari Allah Swt. bertaburan sebulan penuh.
Kini, kita kehilangan semua suasana indah Ramadhan, saat di mana banyak orang mengejar amal shalih dan beribadah dengan sangat tamaknya. Seolah merasa wajib meninggalkan nikmatnya dunia dan fokus dengan ibadah untuk mendekatkan diri kepadaNya. Tak ada lagi suara berisik belasan ABG yang kadang dengan nakalnya membangunkan seisi pemukiman penduduk pada dini hari dengan suara-suara teriakan dan tetabuhan dari benda-benda seadanya. Masjid pun begitu makmur dengan padatnya kegiatan ibadah baik di siang hari maupun malamnya. Tarawih berjamaah, tadarus al-Quran, i?tikaf, dan kegiatan menemani warga yang sedang sahur dengan lantunan ayat suci al-Quran atau puji-pujian kepada Allah Ta?ala. Indah, nikmat, sejuk, serta damai.
Dan, sekarang tinggal kenangan saja. Kita kembali kepada rutinitas awal, sibuk dengan pekerjaan kita, urusan kehidupan kita, dan kita kembali meninggalkan masjid. Hingga masjid pun kembali sepi.

Naudzubillahimin dzalik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih semoga kritik dan sarannya